Sabtu, 09 April 2016

TUGAS ANALISIS RASIO KEUANGAN

 Pengertian
Menurut Mahmud M.Hanadie Analisis rasio adalah penggabungan yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur  dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan, hubungan antara unsur laporan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana.
            Analisis ratio merupakan bentuk atau cara umum yang digunakan dalam analisis laporan keuangan dengan kata lain diantara alat-alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan suatu perusahaan di bidang keuangan adalah analisis ratio keuangan (Financial Ratio Analysis).
           Dalam Keown dkk tujuan dari analisis ratio adalah untuk membantu manager finansial memahami apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan, berdasarkan informasi yang tersedia dan sifatnya terbatas.
Analisis ratio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan saja melainkan juga pihak luar dan ini berbeda menurut kepentingan khusus dari analisis atau pihak yang berkepentingan.
           Analisis ratio berguna bagi para analisis intern untuk membantu manajemen membuat evaluasi mengenai hasil-hasil operasinya, memperbaiki kesalahan-kesalahan dan menghindari keadaan yang dapat menyebabkan kesultan keuangan.
1.   Rasio Likuiditas
Adalah  menunjukkan  kemampuan suatu  perusahaan  untuk  memenuhi kewajiban  keuangannya  yang  harus segera  dipenuhi, atau  kemampuan   perusahaan  untuk memenuhi  kewajiban  keuangan pada saat ditagih (S. Munawir, 1995 hal 31).
Rasio  likuiditas  terdiri dari :
aCurrent Ratio
Current  Ratio adalah perbandingan  antara  aktiva lancar  dan utang  lancar (Miswanto dan Eko Widodo, 1998, hal 83).
Rumus  :
Current Ratio  =  Aktiva Lancar / Hutang Lancar
 Current  ratio  menunjukkan  kemampuan  perusahaan  untuk  membayar  utangnya  yang harus  segera  dipenuhi dengan mengunakan aktiva lancar yang dimilikinya.
 b.  Cash Ratio  (Ratio Immediate Solvency)
Aktiva  perusahaan  yang paling  likuid  adalah  kas  dan  surat   berharga. Cash  ratio  menunjukkan  kemampuan  perusahaan  untuk membayar  utang  jangka  pendek  dengan  kas  dan surat  berharga  yang dapat   segera  diuangkan. Tidak terdapat  standar  likuiditas  untuk  cash  ratio sehingga  penilaiannya  tergantung  pada  kebijakan   manajemen.
Rumus  :
Cash Ratio  = Kas + Surat Berharga / Hutang Lancar
 c.   Quick Ratio (Acid Test Ratio)
Quick ratio  merupakan rasio  antara   aktiva  lancar  sesudah dikurangi  persediaan  dengan  hutang lancar. Rasio ini  menunjukkan  besarnya  alat  likuid   yang paling cepat   bisa  digunakan  untuk melunasi     hutang lancar.  Persediaan  dianggap aktiva   lancar  yang paling   tidak lancar, sebab  untuk menjadi    uang tunai  (kas)  memerlukan  dua  langkah  yakni   menjadi piutang  terlebih dulu  sebelum menjadi kas.
Rumus :
Quick Ratio  =  Aktiva Lancar – Persediaan / Hutang Lancar
2 .   Ratio Solvabilitas
Solvabilitas  suatu  perusahaan  menunjukkan  kemampuan  perusahaan  untuk  memenuhi  segala kewajiban   finansialnya  apabila  sekiranya   perusahaan  tersebut  pada saat itu  dilikuidasikan (Bambang Riyanto, 1995, hal 32).
Suatu  perusahaan yang  solvabel  belum  tentu  likuid  dan  sebaliknya  sebuah  perusahaan  yang  insolvabel  belum  tentu  ilikuid. Dalam  hubungan antara  likuiditas  dan solvabilitas  ada empat   kemungkinan  yang dapat   dialami  oleh perusahaan yaitu :
a.     Perusahaan yang likuid  tetapi insolvabel
b.     Perusahaan  yang likuid  dan solvabel
c.     Perusahaan yang solvabel  tetapi ilikuid
d.    Perusahaan  yang insolvabel  dan ilikuid
Tingkat   solvabilitas  diukur  dengan beberapa   rasio,  yaitu :
a.     Total Assets  to Total  Debt Ratio
Total  Assets  to total  Debt Ratio  adalah  ratio  yang dihasilkan   dengan membandingkan  jumlah aktiva  (total assets)  di satu   pihak  dengan   jumlah utang (total debt  dilain pihak).
Rumus :
Total Debt Ratio   = Total Hutang / Total Aktiva

b.Total Debt To Equity ratio
Rasio ini   membandingkan  modal sendiri  (Net  worth)  di satu pihak   dengan total    hutang  (Total  Debt) di lain pihak.
Rumus  :
Total Debt To Equity Ratio = Total Hutang / Modal Sendiri 
Makin kecil  prosentase ratio  ini berarti  makin    cepat perusahaan menjadi insolvabel. Tingkat   solvabilitas  dapat  dipertinggi  hanya dengan  jalan penambahan  modal sendiri dengan alternatif  sebagai berikut :
1.   Menambah  aktiva tanpa  menambah  utang atau   menambah  aktiva relatif  lebih besar  daripada  bertambahannya  hutang.
2.   Mengurangi  hutang  tanpa   mengurangi  aktiva  atau mengurangi  hutang  relatif  besar  daripada  berkurangnya  aktiva.
3.   Rasio  Rentabilitas
Rentabilitas  suatu  perusahaan  menunjukkan   perbandingan antara  laba  dengan aktiva   atau modal  yang menghasilkan  laba tersebut. Dengan kata  lain rentabilitas  adalah  kemampuan  suatu perusahaan  untuk menghasilkan laba  selama  periode  tertentu (Bambang Riyanto, 1997,     hal 35).
Adapun  cara penilaian  Rentabilitas  adalah :
a. Rasio  Rentabilitas  Ekonomi (Earning Power)
Rentabilitas  ekonomi  ialah perbandingan antara  laba usaha  dengan modal  sendiri  dan modal asing  yang dipergunakan  untuk  menghasilkan  laba tersebut  dan dinyatakan  dalam  persentase (Bambang Riyanto, 1997, hal  36).
Modal   yang diperhitungkan   untuk menghitung  rentabilitas  ekonomi   hanyalah modal   yang  bekerja  didalam perusahaan  (Operating Capital / Assets). Demikian pula laba  yang diperhitungkan  untuk menghitung   rentabilitas  ekonomi  hanyalah  laba yang berasal  dari operasi   perusahaan,  yaitu  yang disebut   laba usaha  (Net  Operating  Income).
Rumus :
Rentabilitas Ekonomi  = EAT / Total Aktiva                                                   
 Tinggi  rendahnya  rentabilitas  ekonomi  ditentukan  oleh dua faktor   yaitu :
-  Profit   Margin,  yaitu  perbandingan  antara  “Net  Operating Income”, dengan “Net Sales”, perbandingan   mana dinyatakan   dalam persentase.
- Turnover  of Operating  Assets  (Tingkat  perputaran aktiva  usaha), yaitu kecepatan berputarnya  operating  asets  dalam  suatu  periode tertentu.

b.     Rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas  modal sendiri atau sering  juga  dinamakan rentabilitas  usaha adalah  perbandingan  antara  jumlah  laba yang  tersedia  bagi  pemilik   modal sendiri  disatu   pihak  dengan jumlah   modal sendiri  yang menghasilkan   laba tersebut  dilain  pihak (Bambang Riyanto, 1997, hal 44).
Rumus  :
Rentabilitas Modal Sendiri =   EAT / Modal Sendiri.

Contoh kasus :
PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.
Neraca Komparatif
Per 31 Desember 2009
Dengan angka perbandingan untuk tahun 2008

(dalam jutaan rupiah kecuali dinyatakan lain)
Neraca
31-Des
Perubahan
2008
2009
Rupiah
%
ASET




Aset lancar




Kas dan setara kas
499.362
527.681
28.319
5.67
Piutang usaha




 -Pihak ketiga-bersih
116.591
447.362
330.771
283.70
 -Pihak hubungan istimewa
16.347
48.658
32.311
197.66
Piutang lainya




 -Pihak ketiga
405.328
25.325
(380.003)
(93.75)
 -Pihak hubungan istimewa
167.096
198.758
31.662
18.95
Persediaan - bersih
7.657.848
9.539.067
1.881.219
24.56
Pajak dibayar dimuka
470.490
472.741
2.251
0.48
Uang muka pembelian tembakau
1.547.275
1.295.793
(251.482)
(16.25)
Beban dibayar dimuka dan




        aset lainya
156.950
133.259
(23.691)
(15.09)





Jumlah aset lancar
11.037.287
12.688.643
1.651.356
14.96





Aset tidak lancar




Aset pajak tangguhan
74.435
63.226
(11.209)
(15.05)
Penyertaan saham
22.373
20.587
(1.786)
(7.98)
Aset tetap - setelah dikurangi
Akumulasi penyusutan sebesar
Rp. 2.099.422 pada tahun 2009  ( 2008 : Rp.1.725.765 )












4.329.506
4.310.194
(19.312)
(0.44)
Tanah untuk pengembangan
175.689
175.772
83
0.04
Godwill-bersih
313.014
275.167
(37.847)
(12.09)
Aset lainya - bersih
181.515
182.858
1.343
0.73





Jumlah aset tidak lancar
5.096.532
5.027.804
(68.728)
(1.34)





JUMLAH ASET
16.133.819
17.716.447
1.582.628
9.80

Analisis à Pada neraca komparatif di atas PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. untuk aktiva lancar mengalami kenaikan sebesar 14,96 %. Kenaikan tersebut dipengaruhi karena banyaknya kenaikan pada akun-akun aktiva lancar, kenaikan terbesar pada piutang usaha pihak ketiga-bersih sebesar 283,70 %. Pada aktiva tidak lancar terjadi penurunan sebesar 1,34 %. Penurunan tersebut dipengaruhi banyaknya penurunan pada aktiva tidak lancar dan penurunan terbesar pada aset pajak tangguhan sebesar 15,05 %.







PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.
Neraca Komparatif
Per 31 Desember 2009
Dengan angka perbandingan untuk tahun 2008










(dalam jutaan rupiah,kecuali dinyatakan lain)








Neraca
31-Des
Perubahan
2008
2009
Rupiah
%
KEWAJIBAN




Kewajiban jangka pendek




Pinjaman jangka pendek




 - Pihak ketiga
986.773
653.154
(333.619)
(33.81)
 - Pihak hubungan istimewa

94.002
94.002
100
Hutan usaha




 - Pihak ketiga
149.366
220.388
71.022
47.55
 - Pihak hubungan istimewa
325.294
267.752
(57.542)
(17.69)
Hutan lainya




 - Pihak ketiga
171.045
76.890
(94.155)
(55.05)
 - Pihak hubungan istimewa
99.316
187.755
88.439
89.05
Hutang pajak
954.540
864.402
(90.138)
(9.44)
Hutang cukai
2.501.174
2.827.137
325.963
13.03
Beban yang masih harus dibayar dan




       kewajiban estimasian
906.111
839.252
(66.859)
(7.38)
Hutan dividen
482.130
657.450
175.320
36.36
Pinjaman jangka panjang yang jatuh




       tempo dalam waktu satu tahun




 - Hutan obligasi
999.625

(999.625)
(100)
 - Hutang sewa pembiayaan
66.833
58.838
(7.995)
(11.96)





Jumlah kewajiban jangka pendek
7.642.207
6.747.030
(895.177)
(11.71)





Kewajiban jangka panjang




Kewajiban pajak tangguhan
27.506
19.161
(8.345)
(30.34)
Pinjaman jangka panjang




 - Hutang sewa pembiayaan
112.699
76.340
(36.359)
(32.26)
Pendapatan tangguhan
57.211
44.593
(12.618)
(22.05)
Kewajiban imbalan pasca - kerja
243.941
363.398
119.457
48.97





Jumlah Kewajiban jangka panjang
441.377
503.492
62.115
14.07





HAK MINORITAS
2.339
4.309
1.970
84.22





EKUITAS




Modal saham




      Modal dasar - 6.300.000.000




       nilai nominal Rp. 100




        ( Rupiah penuh ) per saham




Modal ditempatkan dan disetorkan




        penuh - 4.383.000.000




        saham biasa
438.300
438.300

-
Tanbahan modal disetor
42.077
42.077

-
Selisih kurs karena penjabaran




      laporan keuangan
658.094
614.275
(43.819)
(6.66)
Selisih transaksi perubahan ekuitas




      anak perusahaan
(29.721)
(29.721)

(-)
Saldo laba




 - dicadangkan
90.000
90.000

-
 - belum dicadangkan
6.849.146
9.306.658
2.457.512
35.88





Jumlah ekuitas
8.047.896
10.461.616
2.413.720
29.99





JUMLAH KEWAJIBAN DAN




      EKUITAS
16.133.819
17.716.447
1.582.628
9.81









Analisis à Pada neraca komparatif di atas PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. untuk kewajiban jangka pendek mengalami penurunan sebesar 11,71 %, penurunan terbesar  kewajiban jangka pendek pada hutang lainya pihak ketiga sebesar 55,05 %. Untuk kewajiban jangka panjang mengalami kenaikan sebesar 14,07 %, kenaikan terbesar kewajiban jangka panjang pada kewajiban imbalan pasca-kerja sebesar 48,97 % dan merupakan satu-satunya kenaikan pada kewajiban jangka panjang. Hak minoritas pada neraca komparatif di atas naik sebesar 84,22 %. Untuk ekuitas mengalami kenaikan sebesar 29,99 %, kenaikan terbesar ekuitas pada saldo laba- belum dicadangkan sebesar 35,88 %. Banyak akun pada ekuitas yang untuk tahun yang dibandingkan yaitu 2008 ke 2009 tidak mengalami perubahan atau tahun selanjutnya sama pada tahun sebelumnya seperti saldo laba dicadangkan, ataupun modal ditempatkan dan disetorkan penuh serta saham biasa.





PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk.
Laporan laba rugi Komparatif
Per 31 Desember 2009
Dengan angka perbandingan untuk tahun 2008

(dalam jutaan rupiah, kecuali laba bersih per saham)
Neraca
31-Des
Perubahan
2008
2009
Rupiah
%
Penjualan bersih
34.680.445
38.972.186
4.291.741
12.37





Beban pokok penjualan
24.695.196
27.737.465
3.042.269
12.32
Laba kotor
9.985.249
11.234.721
1.249.472
12.51
Beban usaha




Penjualan
2.955.457
3.148.441
192.984
6.53
Umum dan administrasi
804.559
788.513
(16.046)
(1.99)
Jumlah beban usaha
3.760.016
3.936.954
176.938
4.70
Laba operasi
6.225.233
7.297.767
1.072.534
(17.23)





(Beban)/ penghasilan lainya




Laba penjualan aset tetap
18.844
54.731
35.887
190.44
Penghasilan bunga
37.423
50.327
12.904
34.48
Beban pembiayaan
(166.846)
(166.606)
240
(0.14)
Amortisasi goodwill
(37.847)
(37.847)
-
100
Beban penurunan nilai aset
(69.403)
(4.487)
64.916
(93.53)
Beban kurtailmen dari




      program pensiun
(145.391)
-
(145.391)
100
Lain - lain bersih
(64.533)
19.335
83.868
(129.96)





Beban lainya - bersih
(427.753)
(84.547)
343.206
(80.23)
Bagian laba/(rugi) bersih




       perusahaan asosiasi
(191)
246
437
(228.79)
Laba sebelum pajak penghasilan
5.797.289
7.213.466
1.416.177
24.43
Beban pajak penghasilan




 - Kini
1.925.005
2.121.292
196.287
10.20
 - Tangguhan
(24.836)
2.864
27.700
(111.53)
Beban pajak penghasilan - bersih
1.900.169
2.124.156
223.987
11.79
Laba konsilidasi sebelum




       hak minoritas
3.897.120
5.089.310
1.192.190
30.59
Hak minoritas
1.840
1.971
131
7.12
Laba bersih
3.895.280
5.087.339
1.192.059
30.60
Laba per saham dasar




       (rupiah penuh) dihitung




        berdasarkan jumlah rata-rata




         tertimbang saham yang beredar




         sebesar 4.383.000.000 saham
899
1.161
262
29.14

Analisis à Pada laporan laba rugi komparatif di atas  PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. mengalami laba, dengan laba bersih sebesar 30,60 %, laba tersebut dipengaruhi banyak akun diantaranya adanya kenaikan pada penjualan bersih sebesar 12,37 %, beban pokok penjualan juga naik sebesar 12,32 %. Untuk laba per saham dasar PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. naik sebesar 29,14 %.
Sumber :
Novita Suryandari,SE,Ak. Diktat analisis kinerja perusahaan. 2011. Purworejo.  STIE Rajawali.
Novita Suryandari,SE,Ak. Power point diskusi analisis perusahaan. 2011. Purworejo. STIE Rajawali.


Penulis :
Karinia / 44213775
3DA01


Tidak ada komentar:

Posting Komentar